Solo,
Bapema News - Sabtu 9 November
2013 bertempat di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJEP) FEB UNS menggelar
Seminar Nasional ALCOFE 7 dengan tema “Implementasi
Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembangunan Indonesia”. Seminar
yang mayoritas dihadiri oleh mahasiswa dan sebagian dari kalangan umum
ini dibuka langsung oleh Lukman Hakim, S.E., M.Si, selaku Pembantu Dekan III. Hadir sebagai
pemateri antara lain staff ahli
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hari Untoro Drajat, dosen FEB UNS BRM. Bambang Irawan, dan juga budayawan Slamet Rahardjo.
Setelah pembukaan selesai acara dimulai dengan hiburan
teatrikal Doel Sumbing dan
pemutaran film dokumenter seputar industri kreatif yang terinspirasi dari
kearifan lokal. Kedatangan para pemateri ke atas panggung pun dikemas unik, moderator
Arif Rachmawan Sukarno mengundang ketiga pemateri untuk naik ke
atas panggung dengan diiringi tarian Bali. Keunikan tersebut
membuat para peserta kaget dan semakin antusias untuk mengikuti seminar. Inti
acara pun dimulai, Hari Untoro Drajat selaku staff ahli Kementrian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif menyampaikan materi seputar pentingnya keberlangsungan
budaya lokal sebagai proses belajar untuk mempertahankan wujud kebudayaan genetik
resources. Hari juga mejelaskan tentang pentingnya Industri kreatif
untuk terus dikembangkan di Indonesia.
Bahasan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal, oleh
BRM. Bambang Irawan lebih difokuskan ke dalam wujud nyata industri kreatif
pariwisata dan budaya lokal. Contoh nyatanya adalah event Solo Batik
Carnival (SBC). Bambang menuturkan bahwa SBC merupakan interseksi dari industri
kreatif yang berbentuk tourist attraction (event) dan budaya kearifan
lokal, yang kemudian menimbulkan manfaat ekonomi, sosial dan budaya. Sedikit
berbeda dengan pemateri lainnya, Slamet Rahardjo menyampaikan hal-hal yang
mengarah pada filosofi kebudayaan atau kearifan lokal. Satu hal menarik yang diungkapkan oleh Slamet Rahardjo adalah diperlukan
niat, kiat dan giat dalam berbudaya yang berarti bahwa tidak hanya menjalankan
kebudayaan saja melainkan juga mendirikan (konsisten dalam menjalankan niat). Di akhir acara seluruh peserta disuguhi sebuah hiburan dari Sanggar
Kemasan, dimana pertunjukan seni ketoprak humor dari Sanggar Kemasan pun
berhasil mengocok perut seluruh peserta seminar. Di sela-sela penutupan di
umumkan juga para pemenang lomba LKTI yang merupakan rangkaian kegitan dari
ALCOFE 7th.
Seminar nasional
tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara Annual Conference of
Economic Forum ke-7 (ALCOFE 7th) yang merupakan
acara tahunan yang diadakan oleh HMJ EP FEB UNS. Rangkaian acara tersebut terdiri
dari lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA dan mahasiswa dan puncaknya adalah
Seminar Nasional ALCOFE 7th dengan tema “Implementasi Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal
Dalam Pembangunan Indonesia.”
Reporter: Irham
Fredyan Rashif
Penulis: Diwan Adji
R.
AKUNTANSI EKONOMI KREATIF (Seri Pertama)
BalasHapusSeri Kedua; Dibahas Di Blok Magister Akunatnsi FE UNS - Pebruari 28 Oktober 2020; Oleh: Indars W, drs. MM
Salam untuk : Mas Nurmadi H, Joko Wi, Dik Pitit Gandul.
Ciri ekonomi kreatif ialah berbeda dari produknya maupun dari pemasarannya. Karena apa? Kreatifitas produksi itu harus disejajarkan dengan kreatifitas pemasaran, ini sesuai dengan ungkapan keberlanjutan (sustainabiliy) development goals yang diungkapkan para tokoh pembangunan di tingkat nasional maupun internasional serta juga oleh para tokoh pelestari lokal. Dunia ini akan tersambung secara otomatis karena faktor kebutuhan maupun faktor keinginan. Otomatis melalui media apa? Media sosial, media global yang bisa menyedot perhatian untuk berbagai kebutuhan. Ekonomi kreatif merupakan kreativitas yang menghasilkan keuntungan, baik langsung maupun tidak langsung. Keuantungan tidak langsung itu apa?
Teman anda bisa menjadi bahan inspirasi, contoh: nama anda untuk label produk, contoh : ayam goreng kalasan, ayam geprek mbok SA Bar, SAA (saya antar anda), Shinta Sakti TRansport, Dsb. Itu juga bagian pemasaran kreatif dengan membuat nama yang diingat terus. Hingaa akan memberikan pada konsumen yang riil yang potensial untuk diarahkan ke produk tersebut. itu baru soal nama, belum soal rasa (taste). Nah para ahli gizi akan mengetahui bagaimana mengelola rasa, baik dengan desain tempat maupun desain ramuan bumbu masakan. Demikian awal bagian cerita, kemudian akan kita bahas akuntansinya di bagian dua. Tunggu Akan Tayangannya.