Jumat, 22 November 2013

Tiga Punggawa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Membawa Tim Lanange Jagad Sabet Mendali Perak di Kejuaraan Pomprov 2013

John (kiri), Ray (tengah), Fachri (kanan) saat ditemui disela-sela pertandingan
Ditengah minimnya prestasi tim basket putra Universitas Sebelas Maret (UNS), tiga punggawa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), John (EP 2010), Ray (Akuntansi 2011), dan Lintang (EP 2013) berhasil membawa tim berjuluk Lanange Jagad tersebut  menyabet medali perak di kejuaraan Pekan Olimpiade Mashasiswa Profinsi (Pomprov) 2013.  Hal ini membawa kebanggaan tersendiri bagi Fakultas dalam berperan serta megharumkan nama universitas di kancah olahraga basket.
Perjalanan tiga pemain tersebut untuk menjadi perwakilan dari fakultas dimulai dari pantauan sejak SMA dan terpilih atas rekomendasi saat penerimaan mahasiswa baru. Untuk penyeleksian menjadi perwakilan fakultas dalam tim Lanange Jagad, seharusnya dilakukan melalui pengasahan dan pelatihan di tim fakultas. Tetapi karena banyaknya anggota yang vakum, terpaksa mereka mengambil jalan pintas tersebut. Menurut Fachri selaku manajer tim kepada ketiga pemainya, John yang juga merupakan ketua tim basket UNS masih dinilai kurang dalam latihan dan fisik karena masih terkendala oleh tugas dari kampus. Meskipun begitu sosoknya sangat penting dalam tim. Sebagai senior, ia berusaha membimbing sekaligus menjadi teman dekat bagi juniornya. Sedangkan Ray butuh waktu untuk beradaptasi dari cara bermain SMA ke cara bermain mahasiswa. Tantangan lain yang dihadapinya ialah perubahan posisi yang saat SMA menjadi Center, kini menduduki posisi 3 yaitu Small Forward. Selain mengikuti latihan rutin dari FEB dan Sritex, ia menambah latihan individual skill seperti, dribble dan shooting. Perwakilan terakhir yaitu Lintang. Sebagai anggota yang paling muda diantara tiga perwakilan tim basket FEB, dimata manajer tim ia yang paling rajin dalam mengikuti latihan.
Selama bimbingan di tim basket UNS, mereka melakukan latihan rutin setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu secara teknik dan game. Pelatih hanya memberikan program, yang kemudian dijalankan oleh tim. “Kita dari UKM Basket nggak terlalu nge-push mereka untuk basket soalnya tetap tujuan utama yaitu kuliah. Soalnya di event manapun sekarang, setiap mahasiswa yang mengikuti event basket harus memiliki IPK senilai 2. Mungkin banyak orang bilang kalau IPK 2 itu rendah tapi UNS sendiri pun sudah pernah merasakan pahitnya nggak bisa mengeluarkan pemain yang sebenarnya bagus tapi IPK dibawah 2. Jadi kita tetap latihan, tapi kalau mereka bilang ada tugas ya kita nggak mungkin maksa mereka untuk latihan,” tutur Fachri.
Dalam pertandingan di Pomprov, tim basket kebanggaan UNS yang dilatih oleh Coach Wempy Rianto dari Bhineka Pertamina Sritex Solo tersebut menang melawan UDINUS pada perebutan juara grup dengan skor 52-37. Tetapi saat perebutan medali emas mereka kalah melawan UKSW dengan skor 84-53 dan akhirnya hanya bisa puas dengan medali perak. Dua pertandingan tersebut dianggap paling berkesan oleh mereka. “Jadi kita sempat 1 grup di Pomprov dengan UDINUS. Dari sejarah tahun 90an sejak UKM basket ada sampai tahun ini, baru kemarin ini kita bisa ngalahin UDINUS dan kita bisa maju ke final. Seharusnya kalau sesuai dengan kategori kelompok umur kita, kita yang mendapat emas. Tapi pada paginya seluruh pemain yang bermain di NBL yang masih kuliah di Satya Wacana didatangkan untuk melawan UNS. Tapi kita tetap berjuang walaupun hasilnya perak. Jadi dua pertandingan itu benar-benar berkesan buat saya,” sahut John.
Staf kepelatihan berharap lolosnya tim basket UNS dalam Pomprov bisa menjadi motivasi di ajang LIMA, dan bisa menjadi juara di Jateng maupun Nasional. Selain itu, sebagai ketua tim Basket UNS John juga menuturkan harapannya, “Saya berharap ini hanya sebagai awal dari sejarah prestasi kedepannya. Semoga apa yang saya harapkan ini bisa terwujud dan tentunya tidak cuma berharap, saya juga menyusun program-program ini sudah dua tahun ini dan akhirnya kesampaian di event belakangan ini dan baru patah di final Pomprov kemarin kita hanya puas di nomor 2. Di event sebelumnya di PERBASI Cup dan Yamaha Cup kita nomor 1. Jadi semoga kedepannya kita selalu membawa nama baik UNS baik putra maupun putri.”  
Reporter: Arif Racman S., Rony Ananta P.
Penulis: Amalia Khoirunnisa

1 komentar:

  1. OLAH RAGA ADALAH BAGIAN SOFT SKILL GENERASI MUDA

    Anda tahu dosen ISI Parang Tritis DIY, yang bernama Didik NT, karya beliau banyak, baik yang menggunakan topeng maupun tidak. Itulah kreatifitas dari suatu seni, bagaimana denagn Olah Raga, juga demikian. Olahraga adalah bagian dari soft skill yang harus bisa dikembangkan.Hanya kebetullan yang menggunakan nama Didik itu menjadi terkenal, jangan dihubung hubungkan. Olah raga apapun jenisnya, apakah loncat tinggi, literasi play, tenis, badminton, sepak bola, sepak takraw, pencak silat, Dst.

    Apa keuntungan memiliki soft skill? Satu. legowo aliyas sportiv/jiwa ksatria, dua. mudah beradaptasi, tiga. bisa mengarahka perhatian empat. mengetahui kunci kunci permainan, lima. wawasan luas, enam. selalu menjaga kondisi baik BADAN maupun kondisi strategi, tujuh. selalu melihat medan, delapan. mudah menjalin relasi.

    Contoh; dulu ada band, pemain para mentri, yakni elek yobend, lalu ada band para alumni perguruan tinggi, ada juga kumpulan para pedalang, yang mewariskan karakter dalang pada generasi penerusnya, termasuk para pesindennya. Masih banyak lagi contohnya, mewariskan sof skill pada generasinya berikutnya, dengan berbagai cara baik melalui pembentukan karakter maupun dengan cara dibangun dari berbagai jarak. Nah maak adik adik jadilah generasi yang bisa mewariskan untuk periode selanjutnya, wallaupun itu sekedar pelatihan mengurus tukang bangunan setiap hari kerja. Ada ilmunya, bagaimana mentransfer ilmu....dengan sekaligus mentranfer energi . Secara otomatis akan mengenalkan praktek manajemen, dan mengenalkan akhirnya bisa mengetahui bahwa para tukangnya adalah bisa saudaranya sendiri, barangkali bisa begitu.


    Diolah oleh Tim:

    Mas Didik serta PAk Marone Asri serta PAk Heru Nur Bejo

    BalasHapus