Selasa, 08 Desember 2015

Dreams As You Believe

Oleh: Annisa Restanti
Berbeda dengan Pameran foto 3 tahun belakangan yang diselanggarakan di area Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS. Pameran foto Bapema 2015 kali ini diselenggarakan di Kedai Oke Kopi yang bertempat di Jl. Sumatera No.4A, Ketelan, Surakarta pada hari Jumat-Minggu, 27-29 November 2015. Menurut panitia acara, hal ini dilakukan agar lebih memiliki suasana yang berbeda. Dengan memamerkan 40 karya terbaik pilihan panitia yang sudah menyeleksi foto-foto yang sudah dikirimkan oleh peserta dari berbagai kalangan. Pameran foto ini betemakan “Dream As You Believe”. Yang bermakna bahwa jika kita meyakini sebuah mimpi, pasti mimpi itu akan terwujud.

Pada hari pertama, pameran foto dibuka dengan sambutan dan pemotongan pita oleh Bapak Lukman Hakim selaku Pembantu Dekan III FEB UNS. Dan kemudian sambutan kedua oleh ketua Pameran foto yaitu saudara Raeza Damara di selasar gedung 1 FEB UNS. Selanjutnya disusul dengan acara ini pada malam hari pukul 18.00 WIB di Kedai Oke dengan pembukaan Pameran Foto dan pemotongan pita sebagai simbol bahwa Pameran Foto sudah dibuka oleh saudara Raeza Damara. Hari pertama dimeriahkan oleh teman-teman dari tim KKN NTT dengan menyanyikan berbagai macam lagu untuk menghibur para pengunjung di Pameran maupun di Kedai Oke Kopi. Menurut panitia acara, Pameran Foto ini memang dibuat berbeda dengan pameran-pameran sebelumnya yang banyak menghadirkan pengisi acara untuk meramaikan. Karena pameran sebelumnya hanya sebatas memamerkan karya-karya dari peserta sehingga pengunjung yang datang kurang begitu tertarik dengan Pameran Foto tersebut. Tetapi kali ini Pameran Foto Bapema FEB UNS 2015 memang dibuat berbeda. Disusul hari kedua dengan dimeriahkan oleh teman-teman dari teater Gadhang FEB UNS. Sangat disayangkan, pameran hari kedua sangat sedikit pengunjungnya dibandingkan dengan hari pertama yang ramai oleh pengunjung. Tetapi acara tetap berjalan lancar. Hari ketiga dimeriahkan oleh band yang berasal dari kota Surakarta. Hari ketiga sekaligus hari penutupan Pameran Foto Bapema FEB UNS 2015. Sangat disayangkan lagi, pada hari ketiga cuaca kurang mendukung sehingga susunan acara harus sedikit berubah. Tetapi acara masih berjalan dengan lancar sampai penutupan. Penutupan dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh ketua Pameran Foto 2015, Raeza Damara. Dengan begitu Pameran Foto Bapema 2015 resmi ditutup. 

Kunjungan Mengundang Kecaman

Oleh : Anggia dan Novi                                                                  
Banyaknya pengemis atau peminta-peminta di kampus merupakan masalah sosial yang masih terjadi hingga saat ini. Dalam aktivitas sehari-hari, kita sering mendengar dan menjumpai istilah gelandangan, pengemis, fakir miskin, komunitas punk, atau orang yang luntang lantung. Apapun sebutan yang dipakai, semua istilah itu merujuk pada orang-orang yang sering lalu lalang di jalanan untuk mencari sesuap nasi tanpa berusaha sama sekali dengan menengadahkan tangannya dan ini merupakan pekerjaan utama mereka sebagai pengemis.
Di FEB UNS sendiri setidaknya tiga kali dalam seminggu selalu mendapatkan “kunjungan” dari para peminta ini. Oleh karena itu, kami sebagai badan pers yang ada di FEB UNS mencoba untuk mencari tahu apa pendapat mahasiswa FEB UNS tentang kejadian ini. Dari 20 kuesioner yang kami sebarkan, 20 orang merasa terganggu dengan adanya pengemis di kalangan FEB UNS yang artinya 100% dari responden kami tidak suka dengan adanya “kunjungan” dari para pengemis tersebut. Selanjutnya, 2 orang dari 20 responden menyatakan bahwa mereka selalu memberikan uang kepada para pengemis tersebut sedangkan sisanya menyatakan bahwa mereka tidak mau member dengan berbagai alasan, seperti tidak ingin membuat orang bergantung, pemalas, menjadi kebiasaan meminta, dan memberikan saran lebih baik disumbangkan ke infaq atau PMI yang benar-benar lebih bermanfaat, serta beberapa menyatakan bahwa pengemis harusnya lebih tahu kondisi tempat dimana ia meminta-minta.

Respondent kami juga berpendapat bahwa jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan sangat tidak tertib, tidak aman, dan mengganggu kondisi tempat perkuliahan dimana sebagai lingkungan pendidikan sangat tidak kondusif jika kita selalu mendapatkan “kunjungan” dari pihak eksternal yang tak bertanggung jawab dan mengganggu proses belajar-mengajar mahasiswa maupun dosen. Dari angket yang disebar, respondent meminta adanya penjagaan keamanan yang lebih ketat dan bila perlu agar karyawan keamanan turut berkeliling untuk mengontrol dan memastikan setiap sudut yang ada agar pengemis tidak masuk ke kawasan FEB UNS lagi. Karena walaupun telah dipasang beberapa cctv, tapi jika tidak ditinjau langsung, pengemis tetap masuk. Adanya teguran atau sanksi kepada pengemis agar mereka jera dan tidak masuk lagi ke kawasan FEB UNS juga menjadi salah satu harapan dari para responden. Selain itu, bagi mahasiswa maupun dosen juga dihimbau untuk tidak memberi kepada pengemis yang datang.