Kota
Surakarta merupakan suatu kota di Jawa Tengah yang mulai berkembang dengan
pesat. Kota ini melakukan perbaikkan dalam berbagai sektornya terutama dalam
bidang infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian rakyatnya. Solo juga
sedang berusaha untuk memajukan pariwisatanya. Namun, bila diteliti sector
pariwisata kota ini tak terlalu memberikan pemasukkan yang signifikan bagi kota
ini.
Sebenarnya
dengan bertambahnya waktu, banyak investor terutama dalam bidang perhotelan
yang menganggap bahwa kota Solo merupakan kota yang menjanjikan untuk usaha
mereka. Karena itu, mulai banyak hotel bintang lima yang memasukki kota ini.
Melakukan pembangunan besar-besaran padahal masih banyak hotel kecil yang
dikelola oleh keluarga kecil atau orang Solo secara individu. Tapi karena
wisatawan lebih memilih untuk menginap di hotel bintang lima dan jarang ada
yang memilih hotel-hotel kecil tersebut (hotel-hotel yang terdapat di daerah
Keprabon) maka, hotel mulai berusaha membuka usaha lain seperti membuka toko
kelontong yang dilakukan oleh hotel nirwana untuk tetap bertahan.
Untuk
lebih memahami tentang praktik system ekonomi kerakyatan, kita akan menggunakan
table:
No
|
Ciri Sistem Ekonomi Kerakyatan
|
Aplikasi /Praktik Ekonomi Kerakyatan
|
1
|
Peranan vital negara
(pemerintah)
|
Berdasarkan berita di Solopos.com, jumlah hotel di
kota Solo telah meningkat sekitar 130% yang dikuasai oleh swasta. Dengan kata
lain sebenarnya cukup bagus untuk peningkatan infrastruktur namun pemerintah
sepertinya terlalu bebas untuk memberikan izin pembangunan yang artinya akan
mengurangi peranan pemerintah secara signifikan.
|
2
|
Efisiensi ekonomi berdasar atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan
|
Harga menginap di hotel tergantung pada bintang
hotel dan service yang mereka tawarkan.
|
3
|
Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme pasar, dan
kerjasama (kooperasi)
|
Service, nama, dan pasar menjadi tumpuan sementara
koperasi masih belum berkembang atau maju ditempat
|
4
|
Pemerataan penguasaan faktor produksi
|
Sebenarnya sudah ada pemerataan hotel pada
titik-titik tertentu di kota Solo. Bagi yang ingin backpacker dan mencari
hotel yang lumayan murah bisa menemukannya didaerah keprabon. Sementara yang
mementingkan service quality bisa masuk ke hotel besar yang rata-rata ada di
slamet riyadi. Namun, semakin lama hotel-hotel di daerah keprabon terkesan
semakin sepi begitu juga dengan pasar barang antic yang ada disana. Para
wisatawan sepertinya menjadi kurang tertarik untuk mengunjungi daerah
tersebut sehingga perekonomian disana kini menjadi susah.
|
5
|
Koperasi sebagai sokoguru perekonomian
|
Koperasi di kota Solo mungkin yang masih berjalan
dengan sangat baik hanyalah koperasi yang berhubungan dengan simpan pinjam
dan biasanya terkait dengan PNS. Sebenarnya perputaran uang di koperasi cukup
tinggi tapi masyarakat kota Solo terutama anak-anak muda kota Solo terkesan
tak terlalu percaya dengan kata-kata koperasi sebagai sokoguru perekonomian.
|
6
|
Pola hubungan produksi kemitraan, bukan buruh-majikan
|
Usaha-usaha yang ada di kota Solo cenderung masih
menggunakan pola hubungan buruh-majikan terutama untuk usaha pabrik yang
memang masih banyak di kota ini.
|
7
|
Kepemilikan saham oleh pekerja
|
Hingga saat ini saya belum menemukan ada sector
swasta di kota Solo yang membagi saham mereka dengan pekerja. Sementara itu,
untuk sector pemerintah biasanya pemerintah memiliki sebagian besar bahkan
mungkin hingga 100% sahamnya.
|
Terlepas dari itu semua, tujuan
utama penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan pada
dasarnya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan
jalannya roda perekonomian. Bila tujuan utama ekonomi kerakyatan itu
dijabarkan lebih lanjut, maka sasaran pokok ekonomi kerakyatan dalam garis
besarnya meliputi lima hal berikut:
1.
Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi
seluruh anggota masyarakat.
Sebenarnya dengan kebebasan yang diberikan oleh pemerintah pada swasta
untuk pembangunan hotel yang gila-gilaan itu memang bisa membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat kota Solo. Tapi banyak perusahaan yang biasanya
memakai embel-embel berpengalaman sehingga angka pengangguran pun masih
lumayan. Selain itu, kondisi buruh di kota ini terutama yang bekerja di pabrik
kecil juga rata-rata masih diberikan gaji dibawah standar yang seharusnya.
2.
Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota
masyarakat yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak terlantar.
Untuk hal ini bisa dibilang pemkot Solo sudah cukup
lumayan dalam mengurusinya. Walaupun terkadang masih ada yang mengeluhkan
masalah ini tapi bisa dilihat bahwa fakir miskin di kota Solo sudah cukup
mendapatkan pelayanan yang baik terutama saat sakit.
3.
Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara
relatif merata di antara anggota masyarakat.
Kalau yang ini saya rasa masih perlu perbaikan
karena jika diperhatikan di kantor pos yang ada didekat bengawan sport pada
saat dibagikan bantuan langsung tunai yang diberikan oleh pemerintah, yang
datang rata-rata menggunakan kendaraan atau perhiasan. Padahal harusnya yang
mendapat bantuan adalah orang yang tak mampu.
4.
Terselenggaranya
pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat.
Pendidikan mungkin tak didapat secara cuma-cuma
karena masih ada biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua siswa dan
bertambahnya tahun, semakin mahal biaya pendidikan terutama di perguruan
tinggi.
5.
Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk
mendirikan dan menjadi anggota serikat-serikat ekonomi.
Hal ini menurut saya sudah terbukt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar