Rabu, 26 September 2012

OPINI BAPEMA


SOLO : Kota Kecil yang Mulai Macet

http://forum.detik.com/tret-adem-solo-kota-kecil-jadi-magnet-publik-t503691.html?langid=2
Surakarta atau Solo , kota kecil yang dari tahun ke tahun , bahkan dari hari ke hari semakin menunjukkan kemajuannya di segala bidang , baik dari segi ekonomi , pendidikan maupun budayanya. Kemajuan kota Solo inipun tidak terlepas dari masalah – masalah yang ada di dalamnya , salah satunya adalah masalah transportasi yang baru – baru ini banyak tidak disadari oleh masyarakat Solo sendiri.

Kegiatan Bapema



Sepuluh hari lagi menuju Acara Puncak Diksus di TW (Sabtu-Minggu, 6-7 Oktober 2012).

Jangan lewatin serunya Acara Puncak Diksus ya? Dari Training Organisasi, Presentasi Hasil Bullet, Inagurasi, Outbond, dan Pelantikan Anggota Baru.
Buat calon anggota baru, jangan lupa perbaiki dan segera selesaikan tugas Bullet serta persiapin konsep inagurasinya.
Buat pengurus, jangan cepat putus asa dan tetap semangat akan tanggungjawabnya karena kalian ada secara bersama.
Buat anggota dan veteran, jangan sampai ketinggalan acaranya serta luangin waktu menjenguk acara Bapema Fe Uns ya?
Dan buat yang mau ikut, jangan lupa sisihin uang Rp.35.000,00 untuk kontribusi acaranya!

Mari melengkapi pengalaman perkuliahan dengan pengalaman organisasi. :)

Rabu, 19 September 2012

BAPEMA news


Pameran Karya Seni Sobat Anak Solo ( SAS )

Riuh tawa dan canda anak – anak meramaikan suasana Pameran Karya Seni yang bertempat di Balai Soedjatmoko, Gramedia, Surakarta, Rabu (19/09). Pameran karya seni yang berlangsung pada 17 – 19 September 2012 ini diadakan oleh Sobat Anak Solo (SAS), dengan menampilkan hasil karya berupa gambar – gambar yang dibuat sendiri oleh anak – anak peserta pameran. Dijumpai di sela acara , Br. Heri Irianto FIC selaku koordinator SAS menuturkan bahwa acara ini merupakan sebuah usaha untuk memberikan apresiasi bagi karya dan kreativitas anak. Selain itu juga sebagai sarana untuk berkumpul.
Sobat Anak Solo yang berdiri sejak satu tahun yang lalu merupakan wujud apresiasi para orang tua yang ingin membuat suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas anak – anak mereka serta sebagai sarana untuk berkumpul dan saling kenal. “ya berawal dari kumpul – kumpul sesama orang tua dan keinginan bahwa kita itu ingin damai , ingin bersaudara , ingin kenal”, ujar Heri Irianto saat ditanya apa yang mendasari terbentuknya SAS. Perkumpulan yang awal terbentuknya belum mempunyai nama ini memfokuskan kegiatan – kegiatannya khusus untuk anak – anak TK sampai SD. Membangun sebuah ruang persahabatan,  merupakan salah satu media yang ingin dihadirkan oleh Sobat Anak Solo. (radit,cholid)

Rabu, 12 September 2012

Selamat Datang Calon Pejuang Bapema ^^



Open recruitment telah berlangsung, dan wow ternyata banyak sekali mahasiswa baru angkatan 2012 yang berminat untuk menjadi bagian dari keluarga BAPEMA FE UNS ^^. Mungkin karena konsep display saat osmaru yang diadakan tahun ini berhasil membuat adik-adik mahasiswa baru angkatan 2012 tertarik (terimakasih untuk tim kreatif yang telah berjuang membuat display BAPEMA jadi keren sekali). *tadaaaaa* Hingga akhirnya sebanyak + 97 orang mendaftarkan diri menjadi anggota saat oprec BAPEMA dilaksanakan.

Minggu (09/09) para pendaftar mengikuti training penulisan dan fotografi. Dalam kegiatan training ini para peserta dibagi menjadi 10 kelompok, dan terdapat 9-10 orang di tiap kelompok. Setelah training tersebut selesai, mereka mendapat tugas. Tugasnya adalah mencari informasi di setiap fakultas tentang persiapan Universitas Sebelas Maret menuju World Class University (WCU).

BAPEMA sendiri mengambil tema WCU, karena di Indonesia sekarang ini isu tentang pendidikan memang sedang menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan, dan usaha lembaga-lembaga pendidikan untuk menjadikan lembaganya termasuk WCU. Mungkin belum begitu banyak juga yang mengetahui tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi World Class University.
Semoga para pejuang baru ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dan yang pasti wawasan kalian akan bertambah ^^

Selamat Berjuang!!
SEMANGAT!
BAPEMA SEMAKIN SOLID \(^o^)/

Artikel Tantangan Berat Pers Mahasiswa


DULU, ketika masa Orde Baru (Orba),  pers mahasiswa (persma) mampu menjadi media alternatif untuk melakukan kontrol sosial. Kebebasan pers umum waktu itu telah dibelenggu oleh kebijakan-kebijakan rezim Soeharto. Orba dengan ganas mengeluarkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP)  untuk memberangus kebebasan pers pada masa itu. Hanya persma yang bisa bersuara dengan bebas.
Namun, di era reformasi gairah persma mulai meredup. Persma tak lagi mampu menjadi media alternatif yang berani bersuara kritis seperti pada masa Orba. Kini, gerak persma malah terbelenggu kebijakan birokrasi kampus.

Banyak kawan aktivis persma yang berbagi keluh-kesah soal kebijakan kampus yang membelenggu kebebasan mereka. Mereka tak akan mendapat suntikan dana dari kampus, jika karya jurnalistiknya menyudutkan pihak birokrasi. Karena faktor itu, kini persma tak lebih sebagai media untuk pencitraan kampus. 

Ketajaman pena persma mulai tumpul. Persma tak mampu lagi menyuarakan kebenaran di dalam kampus. Sebagai pelarian, banyak persma yang memilih mengangkat isu-isu di luar kampus. Meminjam kata Musyafak Timur Banua, langkah ini justru menggiring persma menjadi ‘macan ompong’ di tengah makin ketatnya kompetisi media massa umum.

Persma kalah saing dengan pers umum lainnya.  Apalagi era reformasi membuka gerbang kebebasan seluas-luasnya kepada pers.  Persma layaknya makluk kecil di antara raksasa perusahaan media pers. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang pers, memberi keleluasaan untuk semua media pers, sehingga lebih terbuka, interaktif, dan kritis.

Pertumbuhan penerbitan koran di Indonesia pun mencapai kuantitas yang cukup tinggi. Kurang lebih 1.400 buah koran mencoba eksis di tengah persaingan ketat. Namun, di balik tumbuh suburnya media pers, banyak  kalangan yang mempertanyakan kenetralan media-media tersebut. Pasalnya, tak sedikit media yang dikuasai oleh beberapa kelompok politik dan bisnis saja. Hanya 350 buah penerbit yang bekerja dengan sehat sesuai  kode etik jurnalistik.

Hal inilah yang kemudian membuka peluang kembali kepada persma agar menjadi pers alternatif yang memberikan wacana yang cerdas kepada mahasiswa. Harapannya, penguasaan opini tak hanya memusat di kalangan kelompok politik dan bisnis saja. Tapi, untuk semua lapisan masyarakat.

Persma sekarang tak lagi dianggap khusus atau eksklusif. Persma harus mengacu pada prinsip pengelolaan pers pada umumnya. Meski pola pendanaan persma masih bergantung pada birokrasi kampus, hendaknya persma tetap independen. Jika terkendala kebijakan birokrasi kampus, maka persma harus siap hidup mandiri dengan menggandeng erat sponsorship.

Era Teknologi

Sedini mungkin, persma perlu mengantisipasi perkembangan industri media yang begitu pesat. Kemajuan teknologi informasi menjadi peluang sekaligus tantangan bagi persma. Saat ini, media cetak kian dijauhi pelanggan. Media elektronik seperti televisi dan cyber lebih diminati khalayak.

Seyogianya, persma mampu memanfaatkan momentum kelahiran teknologi informasi. Dengan keterbatasan dana yang ada, persma perlu mencoba mengepakkan sayapnya ke arah konvergensi pers umum.

Dengan begitu, persma semakin gesit memberi sajian informasi kepada mahasiswa. Sehingga mampu memberi angin perubahan terhadap lingkungan kampus dalam tempo yang singkat. Selain itu, persma akan lebih berani menyuarakan kebenaran dan membela kepentingan masyarakat luas, terutama kalangan kampus.

Profesional

Banyak kalangan yang menilai persma belum profesional. Persma tak lebih sebagai wadah minat dan bakat mahasiswa di bidang tulis-menulis. Ia layaknya tempat berlatih mahasiswa sebelum mereka terjun ke dunia wartawan profesional.

Namun, pada kenyataannya kerja jurnalistik harus memiliki kompetensi dan profesionalisme yang didasarkan kode etik jurnalistik. Sehingga, mau tidak mau persma harus berjuang menjadi wartawan dan pengelola pers yang profesional.

Dalam buku pedoman Standar Kompetensi Wartawan, Dewan Pers menyebutkan ada tiga bidang kompetensi yang harus dimiliki wartawan.  Pertama, kesadaran (awareness) tentang etika jurnalistik dan hukum, kepekaan jurnalistik, serta pentingnya jejaring dan lobi. Kedua, pengetahuan (knowledge) tentang teori dan prinsip jurnalistik, pengetahuan umum, dan pengetahuan khusus. Dan ketiga, keterampilan (skills) mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi (berita).

Kompetensi wartawan ini adalah hal mendasar yang harus dipahami, dimiliki, dan dikuasai seorang wartawan. Tanpa terkecuali aktivis persma. Persma dituntut melaksanakan tantangan berat ini untuk mencapai derajat profesional. Selamat menjawab tantangan!

Abdul Arif
Sekretaris Redaksi Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat
IAIN Walisongo Semarang

ini pamflet lomba essay LPM MOTIVASI FKIP UNS


terbuka untuk mahasiswa UNS :)


ada acara nih kawannnn...

SEMINAR NASIONAL LPM MOTIVASI FKIP UNS



Mengundang rekan-rekan pencinta fotografi, jurnalistik, dan yang peduli kepada rakyat kecil untuk mengikuti KOMPETISI ESAI FOTO
"POTRET DHUAFA PEREKONOMIAN INDONESIA"
10 Agustus 2012 - 5 Oktober 2012

Tema: Potret Dhuafa Perekonomian Indonesia
Objek Foto: Tenaga Kerja Sektor Informal Skala Mikro dan Kecil di Indonesia

Hadiah:
• Juara I Uang sebesar Rp 10.000.000,-
• Juara II Uang Sebesar Rp 7.500.000,-
• Juara III Uang sebesar Rp 5.000.000,-
• Juara Favorit (Hasil Vote di Facebook “Kompetisi Foto “Potret Dhuafa Perekonomian Indonesia”) mendapatkan uang sebesar Rp 5.000.000,-

info: http://darwinsaleh.com/​?page_id=12
Page: http://www.facebook.com/​pages/​Kompetisi-Esai-Foto-Dhuafa-​Perekonomian-Indonesia/​208945255899859