Menurut
beberapa pendapat, tingkat konsumtif masyarakat Indonesia cukup tinggi
dibanding negara-negara lain. Apalagi tingkat konsumtif di kalangan para mahasiswa. Mengapa
demikian? Hal tersebut dikarenakan menjadi mahasiswa adalah masa dimana seseorang mulai mengatur hidupnya
sendiri mulai dari waktu hingga urusan keuangan dan hal tersebut sudah tidak
sama dengan yang masih berusia sekolah.
Di sini kami telah
melakukan poling di kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Angket kami sebarkan ke setiap jurusan dan angkatan di fakultas tersebut. Angket yang kami sebar
tersebut berisi tentang tingkat konsumtif
mana yang lebih tinggi antara mahasiswa yang sudah
mencicipi dunia kerja atau yang sama sekali belum pernah bersentuhan dengan
dunia kerja. Tingkat konsumtif kami ukur dari urutan
prioritas mahasiswa dalam membelanjakan uang yang mereka miliki. Kami juga
ingin mengetahui apakah para mahasiswa telah sadar untuk mencatat pengeluaran mereka atau
belum, dan
apakah mereka sudah mulai menyisihkan uang mereka untuk ditabung atau belum. Hasil
dari poling tersebut:
Penelitian ini dilakukan pada
Mahasiswa FEB UNS secara random sampling dengan penyebaran quisionner sebanyak
100 mahasiswa.
1. Tingkat kehematan mahasiswa berdasar alasan berbelanja yaitu alasan utama dalam membelikan barang di mana ada 3 faktor dari peneliti yang kami minta untuk diurutkan yaitu berdasar kebutuhan, keinginan, dan diskon.
1. Tingkat kehematan mahasiswa berdasar alasan berbelanja yaitu alasan utama dalam membelikan barang di mana ada 3 faktor dari peneliti yang kami minta untuk diurutkan yaitu berdasar kebutuhan, keinginan, dan diskon.
2. Tingkat mahasiswa yang sudah melakukan perencanaan pengeluarannya
3. Tingkat mahasiswa yang sudah melakukan pencatatan terhadap pengeluarannya
4. Tingkat kesesuaian antara perencanaan dan pengeluaran mahasiswa
5. Tingkat Menabung Mahasiswa
Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa ternyata mahasiswa yang belum pernah
bersentuhan dengan dunia kerja tingkat konsumtifnya lebih tinggi daripada
mahasiswa yang sudah masuk dalam dunia kerja.
Namun,
apabila dilihat dari catatan pengeluarannya, ternyata banyak mahasiswa yang belum membuat
catatan pengeluaran mereka,
sedangkan mahasiswa yang telah membuat rencana pengeluaran, banyak pula yang masih
jauh dari target yang telah mereka targetkan.
Dalam
hal menyisihkan uang ternyata sudah lumayan banyak mahasiswa yang mulai
menyisihkan uang mereka untuk ditabung sebagai jaga-jaga apabila ada keperluan
atau kebutuhan mendadak. Dari
penyebaran quisioner yang telah dilakukan kepada 100 responden, hasil yang
terlihat dari perbedaan antara mahasiswa yang pernah bekerja dengan yang belum
bekerja adalah persentase tingkat hemat lebih tinggi pada
mahasiswa yang pernah bekerja daripada yang belum
bekerja.
Kemungkinan
kebanyakan dari para mahasiswa tidak mengetahui kemana saja uang mereka telah
mereka gunakan, sehingga banyak mahasiswa yang tidak sadar bahwa uang mereka
lebih banyak digunakan untuk sesuatu yang tidak penting. Seharusnya mahasiswa
harus bisa memilah dan memilih mana prioritas utama yang harus dibeli dengan
uang dan mana
yang hanya sekedar keinginan semata. Dengan membuat catatan pengeluaran setiap
bulannya,
mahasiswa dapat mengetahui tingkat konsumtifnya, uang mereka lebih banyak digunakan untuk apa
sehingga mereka dapat mengurangi kebiasaan konsumtifnya agar mereka menjadi lebih hemat. Selain itu, kita dapat
mengontrol pengeluaran kita dan lebih bisa menyisihkan uang jatah bulanan untuk
prioritas yang lebih penting.
Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengatur pengeluaran karena hal tersebut sangat kita
butuhkan di masa depan.
Utamakanlah pengeluaran yang lebih penting. Dengan adanya
pencatatan pengeluaran per bulan,
maka akan lebih mudah diketahui untuk apa saja jatah uang
kita selama satu bulan, sehingga hal tersebut dapat menjadi tolok ukur untuk
lebih bisa mengatur pengeluaran yang
lebih hemat lagi.
Penulis: Anindya D. H.
Editor: Ika Herniwanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar